Powered by Blogger.

Wednesday, July 19, 2017

Tag:

Manusia dan Kegelisahan - IBD

     1.     Pengertian Kegelisahan
Kegelisahan berasal dari kata gelisah yang berarti tidak tenteram hatinya, selalu merasa khawatir, tidak tenang, tidak sabar, cemas. Kegelisahan dapat diketahui dari tingkah laku seseorang yang tidak biasa misalnya berjalan mondar-mandir sambil menundukkan kepala, malas bicara, duduk termenung, dll.
Kegelisahan merupakan ekspresi dari kecemasan. Masalah kecemasan atau kegelisahan berkaitan dengan masalah frustasi, yang secara definisi dapat disebutkan bahwa seseorang mengalami frustasi karena apa yang diinginkan tidak tercapai.

Sigmund Freud ahli psikoanalisa berpendapat, bahwa ada tiga macam kecemasan yang dapat menimpa manusia yaitu:
   
  a.     Kecemasan Obyektif
Kecemasan obyektif adalah kecemasan tentang kenyataan atau pengalaman perasaan. Kecemasan akibat dari kenyataan yang pernah dialami akan sangat terasa apabila pengalaman itu mengancam hidupnya. Karena seseorang tidak mampu mengatasinya saat itu, terjadilah yang kemudian disebut stres. 
Kecemasan yang dialami balita atau anak kecil dan sangat berkesan akan sangat nampak kembali pada waktu dewasa, misalnya seorang ayah yang berlaku kejam. Mungkin ia akan selalu cemas saat berhadapan dengan orang seusia ayahnya atau karena ia mendendam ia berusaha untuk berbuat kejam sebagai pelampiasannya.

b.    Kecemasan Neoritis (syaraf)
Kecemasan ini timbul karena pengamatan tentang bahaya dari naluriah. Menurut Sigmund Freud, kecemasan ini dibagi menjadi tiga macam yaitu:
(1)  Kecemasan yang timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan. Kecemasan timbul karena orang itu takut akan bayangannya sendiri, sehingga menekan dan menguasai ego. Kecemasan semacam ini menjadi sifat dari seseorang yang gelisah, yang selalu mengira bahwa sesuatu yang hebat akan terjadi. Misalnya seorang anak yang akan pindah sekolah, kemudian ia cemas pada hal yang akan dihadapinya nanti di sekolah baru dan mengira hal-hal yang akan terjadi. 
(2)  Bentuk ketakutan yang tegang dan irrasional (phobia). Bentuk khusus dari phobia adalah intensitas ketakutan melebihi proporsi yang sebenarnya dari obyek yang ditakutkan. Misalnya seorang gadis takut memegang sesuatu yang berbahan karet dan setelah dianalisis ini akibat dari masa kecilnya ia pernah memecahkan balon karet adiknya dan mendapat hukuman keras dari sang ayah. Hukuman yang didapat dan perasaan bersalah menjadi terhubung dengan balon karet.
(3)  Rasa takut berupa gugup, gagap, dsb. Reaksi ini munculnya tiba-tiba tanpa ada provokasi yang tegas. Misalnya sesorang yang tidak biasa berbicara didepan umum tiba-tiba diminta pidato didepan banyak orang maka ia akan sulit berbicara, berkeringat, gelisah, dll.

c.     Kecemasan Moril
Kecemasan moril diakibatkan karena pribadi seseorang. Tiap pribadi memiliki bermacam-macam emosi antara lain iri, benci, dengki, dendam, marah, gelisah, cinta, dll yang berbeda-beda. Misalnya dalam suatu lingkup pertemanan ada seseorang yang merasa tidak bisa menyamai kawan-kawannya yang lain. Ini menimbulkan kecemasan moril.

      2.     Sebab-sebab Orang Gelisah
Sebab-sebab orang gelisah adalah karena pada hakikatnya seseorang takut kehilangan hak-haknya. Hal itu adalah akibat dari suatu ancaman, baik ancaman dari luar maupun dari dalam.

      3.     Usaha-usaha Mengatasi Kegelisahan
Mengatasi kegelisahan pertama-tama harus dimulai dari diri sendiri, yaitu dengan bersikap tenang. Dengan sikap tenang kita dapat berpikir tenang, sehingga segala kesulitan dapat kita atasi.
Cara lain yaitu dengan introspeksi, akibat paling buruk yang bagaimanakah yang akan kita tanggung atau akan terjadi, mengapa hal itu terjadi, apa penyebabnya, dsb. Kemudian kita dapat mempersiapkan diri untuk menghadapinya. Lalu kita bersedia menerima dengan rasa tabah dan seiring berjalannya waktu dapat memperkecil kemungkinan agar kecemasan tidak terjadi.
  
     4.     Keterasingan
Kata asing berarti sendiri, tidak dikenal orang. Jadi kata keterasingan berarti hal-hal yang berkenaan dengan tersisihkan dari pergaulan, terpencil, atau terpisah dari yang lain. Yang menyebabkan orang berada dalam keterasingan adalah perilakunya yang tidak dapat diterima atau tidak dapat dibenarkan oleh masyarakat, atau kekurangan yang ada pada diri seseorang sehingga sulit menyesuaikan diri dalam masyarakat. 
Misalnya seseorang yang mencuri, memperkosa, mengganggu istri orang, menghina, maka orang itu akan dibenci masyarakat dan berada dalam keterasingan.
Keterasingan dalam hal ini sifatnya dapat dipaksakan oleh anggota masyarakat ataupun oleh intuisi yang diciptakan oleh masyarakat kepada si pelaku. Maksudnya supaya pelaku tidak merugikan orang lain atau membuat gelisah orang lain dan menjadi sadar sehingga memperbaiki perilakunya yang bertentangan dengan nilai-nilai kemasyarakatan.

      5.     Kesepian
Kesepian berasal dari kata sepi yang berarti sunyi atau lengang, sehingga kesepian berarti merasa sunyi atau lengang, tidak berteman. Frustasi dapat mengakibatkan kesepian. Keterasingan dan kesepian serupa tapi tak sama, namun berhubungan. Beda antara keduanya hanya ada pada sebab akibat. Jadi kesepian adalah akibat dari keterasingan.
      6.     Ketidakpastian
Ketidakpastian adalah keadaan yang tidak pasti, tidak tentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu, keadaan tanpa arah yang jelas, keadaan tanpa asal-usul yang jelas. Itu semua akibat pikirannya yang tidak dapat berkonsentrasi. Ketidak konsentrasian disebabkan oleh berbagai sebab, yang jelas pikirannya kacau.

      7.     Sebab-sebab Ketidakpastian
1.     Obsesi
Obsesi merupakan gejala neurosa jiwa, yaitu adanya pikiran atau perasaan tertentu yang terus menerus, biasanya tentang hal-hal yang tak menyenangkan atau sebab-sebabnya tidak diketahui oleh sang penderita. Misalnya selalu berpikir ada orang yang menjatuhkan dia.

2.     Phobia
Rasa takut yang tak terkendali, tidak normal kepada suatu kejadian tanpa diketahui penyebabnya.

3.     Kompulasi
Keragu-raguan tentang apa yang telah dikerjakan, sehingga ada dorongan yang tak disadari melakukan perbuatan yang serupa berkali-kali. Contoh: kleptomania.

4.     Histeria
Nerosa jiwa yang disebabkan oleh tekanan mental, kekecewaan, pengalaman pahit yang menekan, kelemahan syaraf, tidak mampu menguasai diri, sugesti dari sikap orang lain.

5.     Delusi
Menunjukkan pikiran yang tidak beres, karena berdasarkan suatu keyakinan palsu. Tidak dapat memakai akal sehat, tidak ada dasar kenyataan dan tidak sesuai dengan pengalaman. Delusi ada tiga macam yaitu delusi persekusi (menganggap keadaan sekitarnya jelek), delusi keagungan (menganggap dirinya orang penting dan besar), dan delusi melankolis (merasa dirinya salah, hina, berdosa).

6.     Halusinasi
Khayalan yang terjadi tanpa rangsangan pancaindera. Dengan sugesti diri orang dapat juga berhalusinasi.

7.     Keadaan Emosi
Dalam keadaan tertentu sesorang sangat berpengaruh oleh emosinya. Ini nampak pada keseluruhan pribadinya.

8. Usaha-usaha Penyembuhan Ketidakpastian
Untuk dapat menyembuhkan keadaan itu tergantung pada mental si penderita. Apabila penyebab sudah diketahui, ada kemungkinan sembuh atau tidak. Apabila tidak ada maka jalan paling baik adalah pergi ke psikolog. Apabila penyebabnya jelas misalnya rindu, obatnya mudah, yaitu dipertemukan dengan orang yang dirindukan.

Phobia atau jenis takut bisa dilatih dari sedikit sehingg tidak takut lagi. Orang yang bersifat sombong atau angkuh bila mengalami musibah baru berkurang kesombongannya. Mereka akan sembuh karena pengalaman. Jadi yang menyembuhkan masyarakat sekitarnya atau dirinya sendiri.

About

Hi, My Name is Daksa Febrinandana. I am a architecture student

0 comments:

Post a Comment